Kamu dan Senja
Sumber : http://babehhelmi.com/senja-dan-kata-kata/ |
Tentang waktu, Tentang jarak, Tentang rindu
Yang selalu menghantui hari-hariku
Jadi,
Bagaimana kabarmu disana?
Aku selalu teringat tentangmu.
Tentang kita.
Bahkan aku selalu teringat saat kau masih ada disampingku
***
*2 Tahun lalu*
“Ra... Aku mau bicara” Ucapmu dengan raut wajah yang serius
“Apa?” Jawabku,sama sekali tak memalingkan wajahku dari
smartphone-ku
“Ra.. Aku serius. Look at me”
“Iya apa Rizky sayang” Ucapku,sambil memalingkan muka
kearahmu dengan malas
“Ra, aku harus lanjutin kuliah”
“Aku tau,Rizky. Itu memang kewajibanmu,Kan?. Lantas?”
“Aku mau lanjut kuliah di Kyoto,Jepang.Ra..” Ucapnya,dengan
nada yang lebih rendah
“Jepang? Kamu ngapain ke Jepang? Di Bandung banyak yang
lebih bagus ky. Kamu jangan bercanda. Gak lucu.”
“Aku serius ra. Aku dapet beasiswa buat kuliah disana”
“Oh.. Oke” Ucapku menahan air mata yang menggenang dimataku
Kamu hanya terdiam
“Kapan berangkat?” Tanyaku
“Lusa” Jawabmu singkat
“Maaf ra. Aku kesana hanya untuk melanjutkan pendidikanku.
Zara, Percayalah sejauh apapun aku pergi kamulah tempatku kembali”
“I see. Aku ngerti Rizky. Aku akan selalu support apapun
keputusanmu. Sejauh apapun kamu pergi kembalilah padaku. I trust you”
Senja pun
datang bersama sore yang hangat. Namun, entah mengapa tak seindah biasanya.
Seolah mewakili perasaanku yang gundah karenamu.
“Ayo pulang. Senja-nya udahan” Ucapmu sambil menggandeng
tanganku
“Ayo..” Jawabku lesu
***
Hari itupun datang.
Entah apa yang harus kukatakan
Rasanya kata-kata tertahan dilidahku
“Ra... Jaga diri baik-baik ya. Aku akan selalu merindukanmu”
Ucapku menggenggam erat jemariku
“Aku juga..” Ucapku
“Ada satu hal yang harus kamu ingat. Kalau suatu waktu kamu
rindu aku. Kamu cukup lihat Senja yang selalu datang bersama sore yang hangat.
Kamu tau kenapa? Karena meskipun kita tidak berada di tempat yang sama
setidaknya kita melihat hal yang sama. Senja.” Ucapmu menahan air mata
“Iya Rizky. Hati-hati ya disana.”
Diapun
pergi. Mengejar cita-cita dan harapannya. Meninggalkan separuh hatinya yang masih
tersimpan rapi dihatiku.
Aku menatap
langit-langit kamarku. Masih ada bayangmu disana,tersenyum. Aku tak tau sedang
apa kau sekarang.
“Aku akan selalu merindukanmu,Rizky” ucapku lirih
***
“Zaraaaaaa....” Teriak seseorang yang berada didepan
kamarku,suaranya terdengar sangat familiar ditelingaku
“Zaraaaaa.... Buka pintunya dong. Ah elah lama banget”
Teriaknya lagi, lebih kencang dari sebelumnya
Dengan langkah yang gontai aku menghampirinya.
“Apaansih dinda,Berisik banget lo” Ucapku sambil membuka pintu
kamarku
“Ara,Lo harus tau.”Ucapnya,masih dengan nada cerewet yang
sangat mengganggu telingaku. Begitulah kebiasaan Dinda yang selalu masuk
rumahku tanpa etika.
“Apa?” Jawabku malas
“Lo kangen rizky kan?”
“Biasa aja”
“Eh gila aja. Lo kan hampir setahun gak dikabarin sama dia”
“Biasa aja” Ucapku datar
“Udahdeh lo mandi dulu sana nanti gue jelasin. Cepet ! “
Akupun langsung pergi tanpa menggubris ucapannya.
Saat aku
berkata ‘aku tak merindukanmu’ itu adalah kebohongan terbesar. Mana mungkin aku
tak merindukanmu,Karena setiap melihat senja aku selalu ingat kepadamu. 2 Tahun
semenjak kepergianmu aku merasa rapuh. 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 1 Tahun kau
masih menghubungiku. Tapi, selama beberapa bulan terakhir kau menghilang begitu
saja. Aku tak mengerti apa yang terjadi pada dirimu. Tapi kau tau, Aku akan
selalu percaya padamu.
Apa kabar kamu ?
Bagaimana disana?
Baik-baik saja bukan?
Sudahkah kau menyapa senja ?
Apakah kau merindukanku juga?
Mungkin kau terlalu sibuk
Tapi kuharap, Kesibukanmu tak membuatmu melupakanku
Melupakan rutinitas kita untuk selalu melihat senja
Aku akan selalu ingat ucapanmu
“Ada satu hal yang harus kamu ingat. Kalau suatu waktu kamu
rindu aku. Kamu cukup lihat Senja yang selalu datang bersama sore yang hangat.
Kamu tau kenapa? Karena meskipun kita tidak berada di tempat yang sama
setidaknya kita melihat hal yang sama. Senja.”
Kau ingat?
Sampai sekarang aku selalu merindukanmu,Rizky.
Setiap kali senja datang aku selalu melihat bayangmu disana.
Aku merindukanmu.
“Din.. gue udah selesai mandi. Mau ngomong apaansih lu?”
Ucapku yang secara tiba-tiba muncul dihadapan Dinda
“Ra. Rizky mau pulang ke Indonesia dan Dia bakal langsung ke
Bandung. Ketemu lo” Ujarnya semangat
“Oh ya? Lo tau dari siapa?”
“Nih. Tadi dia nelpon gue. Pake nomor temen gue yang pernah
gue ceritain seUniversitas sama Rizky”
“Ohya? Coba gue pengen nelpon dia” Pintaku
“Jangan lama-lama ya gue baru isi pulsa. Itupun ngutang”
Ucapnya memberikan HandPhone nya dengan muka memelas
“hahah,Iya tenang aja”
Jemariku lincah mengetik keypad HandPhone Dinda,Rasanya
senang sekali tak bisa kudefinisikan.
“Halo..” Ucap seseorang diseberang sana
“Halo.. Ini temennya Dinda ya? Lagi sama Rizky gak? Boleh
ngobrol sama Rizky”
Hening...
“Halo?” Darahku berdesir Menyusuri seluruh tubuhku. Jantungku
berdegup kencang. Suara seseorang yang kurindukan,Suara yang sudah lama tak ku
dengar.
“Rizky? Ini Zara” Ucapku semangat
“Zara?” Ucapnya. Suaranya sangat kukenal,meski sudah 2 Tahun
lebih aku tak bertemu dengannya dan mendengar suaranya tapi suara itu tak akan
pernah kulupa.
“Rizky... Aku kangen. Kamu apa kabar? Katanya mau pulang?
Kamu kenapa ngilang tanpa kabar? Kamu baik-baik aja kan?”
“Zara,Aku baik-baik aja. Kamu gimana? . Iya,Rencananya aku
bakal berangkat besok. Handphone-ku hilang ra,semua kontak hilang termasuk kamu
dan aku baru ingat Dinda punya teman se-Universitas denganku. Maaf ra”
“Itu bukan masalah,Rizky. Safe Flight ya. Aku tunggu kamu
disini. Aku rindu kamu rizky”
“Aku juga rindu kamu ra, Rindu senja .”
“Kamu hati-hati ya”
“I love you,ra”
Percakapan yang singkat. Namun sangat menyenangkan.
“Nih HandPhone lo. Makasih ya” Ucapku sambil menyerahkan
ponsel milik Dinda
“Abis ah pulsa gue” Ucapnya sambil menarik hidungku
“Gue ganti deh. Bawel lu”
“Bener ya. Awas lu kalo bohong udah ditulis malaikat”
“Iya-_- “
***
Drrtttt....
Ponselku berbunyi
“Halo?” Ucapku
“Halo Ra. Aku udah di Bandung” Ucap seseorang diseberang
sana
“Ohya? Kamu kok gak bilang ky?”
“Loh? Inikan bilang”
“Oh iya ya. Maksudnya kenapa gabilang pas udah sampai di
Bandara kan aku bisa ikut jemput”
“Gak usah,ra. Yaudah aku istirahat dulu ya. Besok aku
kerumahmu. See ya”
“Okey”
Bagaimana rasanya akan bertemu seseorang yang sudah lama kau
nantikan? Bahagia bukan? Ya, Itulah yang kurasakan. Sederhana namun berarti.
Ting..Tong..
Bel rumahku berbunyi
Akupun bergegas membuka pintu
“Zaraaaaaaa..... Buka dong” Ucap seseorang di luar sana
dengan suara cerewet nya yang sangat khas
“Apaansih Din. Pagi-Pagi ganggu mulu. Tumben gak langsung
masuk kedalam rumah biasanya kalo kerumah gue lo gapunya etika” Ucapku sambil
menyeretnya masuk kedalam rumah
“Zara, lo mau ngedate sama Rizky kan? Gue ikut dong. Gue gak
ada kerjaan banget. Ya ra plis...”Ucapnya dengan nada memohon dan muka memelas
“Ganggu mulu hidup lo heran gue, Yaudah tapi jangan rempong
ya” Ucapku Karna tak sanggup melihat muka Dinda yang memelas
“Okey. I love u ra” Ucapnya sambil mencium pipiku
“Najis”
1 Jam..
2 jam...
Waktu terus berputar namun Rizky tak kunjung datang
“Rizky kemanasih yaelah” Ucap dinda
“Kok lo yang repot sih?” Ucapku heran
“Telpon ra Telpon”
“Pinjem HandPhone lo dong”
“Yah ra.. Gue gapunya pulsa”
“Bentar aja din.” Dengan nada memelas
“yaudah deh nih. Jangan lama-lama ya janji lo ganti pulsa
gue waktu kemarin aja belum ditepatin. Gue masih ngutang ra..” Ucapnya
“Basi ah lo ngutang mulu” Ucapku sambil merebut HandPhone
miliknya
“Rizky?”
“Ini siapa?” Ucap suara seorang perempuan yang kukenali
“Ini Zara bun. Bunda masih inget?” Ucapku
“Oh Zara. Iya Bunda inget” Ucap seorang perempuan yang
ternyata adalah Ibunda dari Rizky
“Rizky ada bun?”
“Rizky...” Ucapnya lirih
“Kenapa bun?” Ucapku panik
“Rizky tadi kecelakaan ra waktu mau kerumah kamu....”
“Sekarang ada di Rumah Sakit mana bun?” Ucapku memotong
ucapan bunda yang belum selesai
“Harapan Indah”
Akupun langsung bergegas pergi ke RS Harapan Indah.
Sesampainya disana..
“Bunda? Rizky gimana bun?” Ucapku panik
“Bunda gak tau ra,dia belum sadar. Kamu mau masuk?”
“Boleh bun?”
“Silahkan”
Akupun memasuki ruangan UGD dimana rizky terbaring lemah
“Rizky? Ky... Aku Rindu kamu” Ucapku tak sanggup
berkata-kata
“Rizky. Sore ini aku pengen liat senja sama kamu. Kamu
bangun ya” Ucapku lirih
Tiba-tiba elektrokardiograf yang ada diruangan itu menunjukkan flat line
Dokterpun datang dan memintaku untuk menunggu diluar
Beberapa menit kemudian,
Dokter keluar
Semuanya terlihat panik dan raut wajah Dokter menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu yang
buruk
“Dokter gimana?” Ucap bunda masih mencoba tenang
“Maaf bu, Anak ibu. Rizky tak bisa kami selamatkan” Ucap
dokter dengan nada pasrah
Bagaikan petir yang menyambar ruangan itu
Tiba-tiba semuanya
Hening..
Diam....
Senyap...
Dia pergi..
Meninggalkan separuh kenangannya bersamaku
Rizky....
Bahkan belum sempat kau mengucapkan sepatah katapun kepadaku
“Ra. Ini ada Bucket bunga yang tadi rizky bawa buat kamu”
Ucap Bunda sambil menyerahkan sesuatu
“Makasih bun”
Hai,
Zara Laurentina...
Perempuan yang sangat
kucintai
Maafkan aku,
Telah membuatmu
menunggu dan mengkhawatirkanku
Dengan tidak
memberikanmu kabar dan menghilang begitu saja
Tapi,
Yang harus kamu tau
Aku akan tetap
mencintaimu ra
Sampai kapanpun
Mungkin,
Tak selamanya aku
akan disampingmu
Tapi,
Aku akan selalu
menjadi seperti awan putih dibawah sinar matahari
Yang meski tak kau
minta,
Namun selalu
melindungimu dari panasnya terik matahari
Aku mencintaimu
Aku mencintai senja
Sesederhana itu
Aku ingin kamu
seperti senja
Dia bisa saja nampak
kuat dan hangat
Padahal sebenarnya
dia rapuh dan perasa
Aku merindukanmu...
Aku akan selalu
merindukanmu....
Senja dibahuku
Malam didepanmu
Teruslah berjalan dan
melangkah
Kau tau,Ku tau
Aku ada
Selalu ada
Kamu dan senja
Adalah dua hal yang
paling kusuka
Rizky
|
Air mata mengalir dengan derasnya membasahi surat terakhir
darimu,
Aku akan menjadi seperti yang kau pinta
Aku akan Kuat dan hangat seperti senja
Satu hal yang akan selalu kuingat,
Jika suatu waktu aku rindu kamu. Aku cukup melihat Senja. Kau
tau kenapa? Karena meskipun kita tidak berada di tempat yang sama setidaknya
kita bisa melihat hal yang sama. Senja.
Karena Kebahagiaanku adalah
Kamu dan senja
Sesederhana itu.
0 komentar: