Kamu. #FiksiReceh

February 25, 2018 Nisa 0 Comments

"Kau bisa mencari yang lebih baik dariku" Ucapnya sembari menghela napas
"Tidak. Aku tak akan mencari yang lebih baik darimu. Aku ingin yang seperti kamu. Maksudku, tidak. Aku tidak ingin yang seperti kamu. Aku ingin kamu" Jawabku tersedu-sedu
"Maaf, tapi aku tidak --tidak ingin kamu" Ucapnya, ia kemudian berbalik badan dan meninggalkanku
Aku terdiam melihatnya pergi bersama perempuan yang ia sebut 'lebih baik' itu. Suara motornya kian menjauh bersamaan dengan tenggelamnya senja di langit pasundan.
"Aku menunggumu" Ucapku tersenyum, miris.


-Nmz-
Subang, 26 Februari 2018

0 komentar:

Perihal penulis dan sajaknya

February 25, 2018 Nisa 0 Comments

Seringkali mereka bertanya perihal
"Mengapa kau selalu menuliskan sesuatu seolah kau begitu tersakiti? "
Namun, tak sedikit yang mengaku bahwa mereka merasakan hal yang sama seperti sesuatu yang kutulis dalam tiap sajakku

Ah, tahukah kalian?
Seorang penulis tak pernah bermain-main dalam setiap tulisannya
Bersama kata-kata yang terukir dalam setiap sajak, mereka menyampaikan maksud yang terkadang tak bisa didefinisikan oleh siapapun ---kecuali sang penulis
Bahkan beberapa penulis selalu mengatakan hal yang jujur dalam setiap tulisannya
Entah memang mereka pernah merasakannya, atau mungkin mereka sedang merasakannya

Begitupun saya,
Semua tulisan yang terkesan miris memang itulah yang sebenarnya sedang saya rasakan
Meskipun saya menulis bukan hanya untuk diri saya sendiri --juga untuk mewakili para pemilik hati yang ringkih
Namun nyatanya saya lah yang paling terluka dibalik semua tulisan saya
Percayalah,
Bagi beberapa orang menulis adalah salah satu pelarian diri yang paling ampuh dari sakitnya berharap dan dipatahkan berulang kali.

-NMZ-
Subang, 25 Februari 2018
17.44 WIB

0 komentar:

--Dia

February 23, 2018 Nisa 0 Comments

Aku tak pernah sedikitpun berpikir perihal kepergianmu, aku tak pernah sedikitpun berasumsi bahwa pada akhirnya kau akan meninggalkanku. Alhasil, aku sama sekali tak mempersiapkan diri untuk itu semua. Awalnya, aku takut. Teramat takut. Apakah aku harus bertahan? Lantas, jika aku mencoba untuk melupakanmu apakah aku akan baik-baik saja?
Ketakutanku seketika kandas ketika seseorang datang. Aku tak bisa mengatakan bahwa ia lebih baik darimu. Karena sampai sekarang aku tak tau, kadar 'lebih baik' itu dinilai atas dasar apa. Dia berbeda denganmu, sangat berbeda. Kau terlalu posesif, sedangkan ia terkesan cuek namun tidak apatis. Kepribadianku memang jauh berbeda dengannya. Dia terlihat cuek dan berbicara seperlunya. Namun, perbedaan tak selamanya memisahkan, bukan?
Bulu matanya yang lentik dan senyumnya yang selalu ia beri pada siapapun selalu membuatku terpana melihatnya.
Tidak, aku tidak mencintainya. Ah bukan tidak maksudku. Tapi belum. Aku baru saja mengenalnya, mana mungkin aku memutuskan untuk melabuhkan perasaanku kepadanya? Sedangkan luka dihatiku masih basah sebab kepergianmu.
Tapi kau tak usah khawatir, aku tak akan lagi bertahan dalam zona menyedihkan yang kamu buat.
Maafkan aku, karena namamu bukan lagi isi dari bait sajakku.

-Nmz-
Subang, 23 Februari 2018

0 komentar:

Tentang Senja--dan Jingga

February 18, 2018 Nisa 0 Comments

Mereka menyebutnya 'Senja'
Fenomena dimana sinar jingga tiba bersama sore yang hangat
Fenomena dimana mentari kian menghilang karena ia enggan menampakkan diri dihadapan sang rembulan

Tak sedikit yang membencinya,
Mereka bilang senja adalah pembatas antara siang dan malam
Senja adalah pemisah agar keduanya tak saling berjumpa
Mereka bilang, senja adalah pertanda berakhirnya cerita, menyisakan sepi dan sunyi.

Jingga. Kau adalah Lembayung Senjaku.
Terpapas keasrian matahari yang akan mati.
Senja, kau adalah hela napasku.
Seperti kecemasan yang aku titipkan semasa aku menunggumu.

Kau jatuh ke pelukan semesta.
Dan air mataku pun jatuh dengan asa yang membara.
Kasih. Apa kau masih mengasihi seseorang yang berbelas kasih?
Kasih. Apa kau tahu, sudah berapa kali matahari itu terbit dan tenggelam ketika aku terpatri di ujung penantian?

Kasih. Kau adalah Matahari.
Sedangkan aku adalah Mata Hari.
Kau bebas tenggelam dan terbit sesuka hatimu, tanpa memedulikanku.
Sedangkan aku hanyalah Mata yang senantiasa memandangi Hari.

Kasih. Aku kehabisan gaya bahasa.
Sedangkan kau tak pernah kehabisan kata-kata.


Nmz X Arjchunprayoga
18 Februari 2018

0 komentar:

Hilang

February 09, 2018 Nisa 0 Comments

Aku tenggelam dalam semua tulisan-tulisanku
Puisiku hilang
Sajakku kian usang
Hatiku ringkih, mati akan rasa

Entah apa yang kurasa saat ini
Entah apa yang terjadi saat ini
Yang aku tau,
Perasaanku mati --kamu penyebabnya

Bodohnya kamu,
Meninggalkan seseorang yang tulus padamu
Bodohnya aku,
Bertahan untuk seseorang yang apatis kepadaku

Bahkan,
Kau tak memikirkan bagaimana nasibku
Kau hanya memikirkan bagaimana cara agar kau tetap bahagia
Kau bahkan acuh terhadap semua tentangku, semua tentang lukaku, semua tentang hatiku yang masih porak poranda sebab kepergianmu

Ah,
Bagaimana bisa kau peduli?
Untuk sekedar 'mau tau'-pun kau tak sudi

Pergilah,
Sekarang namaku bukan lagi isi dalam setiap nada-nada yang kau mainkan.


-Nmz-
00.09
Subang, 10 Februari 2018

0 komentar:

Untukmu,si lelaki hebat.

February 04, 2018 Nisa 0 Comments

Kau tau?
Dia begitu hebat.
Kau tak tau?
Baiklah,
Izinkan aku menceritakan kehebatan dia.

Aku pernah berada didalam dunia yang teramat kelabu
Aku pernah berada dalam titik pengharapan yang amat tinggi
Ya, harapan tinggi yang tak bisa direalisasikan
Kau tau?
Aku benar-benar terpuruk saat itu
Aku hanya merasa memainkan skenario yang sangat buruk

Ditengah suramnya keadaanku saat itu,
Dia datang.
Dia berusaha menyentuh dan bermain dengan duniaku
Sikapku yang terkadang apatis tak membuat dia menyerah
Sial,
Lambat laun dia berhasil membuatku nyaman dan berpikir bahwa dia adalah seseorang yang dikirimkan tuhan untukku --Untuk memperbaiki kesuraman hidupku

Komorebi-Ku yang sempat hilang, kini datang kembali.
Ya,
Bukan komorebi yang sama tentunya.


Aku terlarut dalam rasa percayaku kepadanya.
Aku terlarut dalam bualan manis yang ia lontarkan.
Bodoh memang,
Setelah aku berada di pengharapan yang teramat tinggi --Untuk kedua kalinya

Dia pergi.

Dia pergi tanpa rasa bersalah yang mnegakar dalam dirinya
Dia pergi tanpa peduli bagaimana keadaanku saat itu

"Aku udah gak nyaman" , katanya

Aku hanya ingin tertawa sekencang-kencangnya, setelah itu aku menangis dan mungkin suara tangisku akan lebih kencang daripada tawaku
Bodohnya lagi,
Aku masih mengharapkannya
Aku masih bersikap manis padanya

Ah, hebat bukan?
Ya,
Dialah lelaki terhebat
Lelaki dengan bualan manis yang palsu

Haha,
Aku hanya ingin memuji kehebatannya.



-Nmz-
Minggu, 4 Februari 2018

0 komentar: