--Dia

February 23, 2018 Nisa 0 Comments

Aku tak pernah sedikitpun berpikir perihal kepergianmu, aku tak pernah sedikitpun berasumsi bahwa pada akhirnya kau akan meninggalkanku. Alhasil, aku sama sekali tak mempersiapkan diri untuk itu semua. Awalnya, aku takut. Teramat takut. Apakah aku harus bertahan? Lantas, jika aku mencoba untuk melupakanmu apakah aku akan baik-baik saja?
Ketakutanku seketika kandas ketika seseorang datang. Aku tak bisa mengatakan bahwa ia lebih baik darimu. Karena sampai sekarang aku tak tau, kadar 'lebih baik' itu dinilai atas dasar apa. Dia berbeda denganmu, sangat berbeda. Kau terlalu posesif, sedangkan ia terkesan cuek namun tidak apatis. Kepribadianku memang jauh berbeda dengannya. Dia terlihat cuek dan berbicara seperlunya. Namun, perbedaan tak selamanya memisahkan, bukan?
Bulu matanya yang lentik dan senyumnya yang selalu ia beri pada siapapun selalu membuatku terpana melihatnya.
Tidak, aku tidak mencintainya. Ah bukan tidak maksudku. Tapi belum. Aku baru saja mengenalnya, mana mungkin aku memutuskan untuk melabuhkan perasaanku kepadanya? Sedangkan luka dihatiku masih basah sebab kepergianmu.
Tapi kau tak usah khawatir, aku tak akan lagi bertahan dalam zona menyedihkan yang kamu buat.
Maafkan aku, karena namamu bukan lagi isi dari bait sajakku.

-Nmz-
Subang, 23 Februari 2018

You Might Also Like

0 komentar: