Kamu dan Senja

April 06, 2017 Nisa 0 Comments

Hasil gambar untuk menatap senja berdua
Sumber : http://babehhelmi.com/senja-dan-kata-kata/


Tentang waktu, Tentang jarak, Tentang rindu

Yang selalu menghantui hari-hariku

Jadi,

Bagaimana kabarmu disana?

Aku selalu teringat tentangmu.

Tentang kita.

Bahkan aku selalu teringat saat kau masih ada disampingku

***

*2 Tahun lalu*

“Ra... Aku mau bicara” Ucapmu dengan raut wajah yang serius
“Apa?” Jawabku,sama sekali tak memalingkan wajahku dari smartphone-ku
“Ra.. Aku serius. Look at me”
“Iya apa Rizky sayang” Ucapku,sambil memalingkan muka kearahmu dengan malas
“Ra, aku harus lanjutin kuliah”
“Aku tau,Rizky. Itu memang kewajibanmu,Kan?. Lantas?”
“Aku mau lanjut kuliah di Kyoto,Jepang.Ra..” Ucapnya,dengan nada yang lebih rendah
“Jepang? Kamu ngapain ke Jepang? Di Bandung banyak yang lebih bagus ky. Kamu jangan bercanda. Gak lucu.”
“Aku serius ra. Aku dapet beasiswa buat kuliah disana”
“Oh.. Oke” Ucapku menahan air mata yang menggenang dimataku
Kamu hanya terdiam
“Kapan berangkat?” Tanyaku
“Lusa” Jawabmu singkat
“Maaf ra. Aku kesana hanya untuk melanjutkan pendidikanku. Zara, Percayalah sejauh apapun aku pergi kamulah tempatku kembali”
“I see. Aku ngerti Rizky. Aku akan selalu support apapun keputusanmu. Sejauh apapun kamu pergi kembalilah padaku. I trust you”

            Senja pun datang bersama sore yang hangat. Namun, entah mengapa tak seindah biasanya. Seolah mewakili perasaanku yang gundah karenamu.

“Ayo pulang. Senja-nya udahan” Ucapmu sambil menggandeng tanganku
“Ayo..” Jawabku lesu


***
Hari itupun datang.
Entah apa yang harus kukatakan
Rasanya kata-kata tertahan dilidahku

“Ra... Jaga diri baik-baik ya. Aku akan selalu merindukanmu” Ucapku menggenggam erat jemariku
“Aku juga..” Ucapku
“Ada satu hal yang harus kamu ingat. Kalau suatu waktu kamu rindu aku. Kamu cukup lihat Senja yang selalu datang bersama sore yang hangat. Kamu tau kenapa? Karena meskipun kita tidak berada di tempat yang sama setidaknya kita melihat hal yang sama. Senja.” Ucapmu menahan air mata
“Iya Rizky. Hati-hati ya disana.”

            Diapun pergi. Mengejar cita-cita dan harapannya. Meninggalkan separuh hatinya yang masih tersimpan rapi dihatiku.
            Aku menatap langit-langit kamarku. Masih ada bayangmu disana,tersenyum. Aku tak tau sedang apa kau sekarang.
“Aku akan selalu merindukanmu,Rizky” ucapku lirih

***
“Zaraaaaaa....” Teriak seseorang yang berada didepan kamarku,suaranya terdengar sangat familiar ditelingaku
“Zaraaaaa.... Buka pintunya dong. Ah elah lama banget” Teriaknya lagi, lebih kencang dari sebelumnya

Dengan langkah yang gontai aku menghampirinya.

“Apaansih dinda,Berisik banget lo” Ucapku sambil membuka pintu kamarku
“Ara,Lo harus tau.”Ucapnya,masih dengan nada cerewet yang sangat mengganggu telingaku. Begitulah kebiasaan Dinda yang selalu masuk rumahku tanpa etika.
“Apa?” Jawabku malas
“Lo kangen rizky kan?”
“Biasa aja”
“Eh gila aja. Lo kan hampir setahun gak dikabarin sama dia”
“Biasa aja” Ucapku datar
“Udahdeh lo mandi dulu sana nanti gue jelasin. Cepet ! “
Akupun langsung pergi tanpa menggubris ucapannya.

            Saat aku berkata ‘aku tak merindukanmu’ itu adalah kebohongan terbesar. Mana mungkin aku tak merindukanmu,Karena setiap melihat senja aku selalu ingat kepadamu. 2 Tahun semenjak kepergianmu aku merasa rapuh. 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 1 Tahun kau masih menghubungiku. Tapi, selama beberapa bulan terakhir kau menghilang begitu saja. Aku tak mengerti apa yang terjadi pada dirimu. Tapi kau tau, Aku akan selalu percaya padamu.

Apa kabar kamu ?
Bagaimana disana?
Baik-baik saja bukan?
Sudahkah kau menyapa senja ?
Apakah kau merindukanku juga?
Mungkin kau terlalu sibuk
Tapi kuharap, Kesibukanmu tak membuatmu melupakanku
Melupakan rutinitas kita untuk selalu melihat senja
Aku akan selalu ingat ucapanmu
“Ada satu hal yang harus kamu ingat. Kalau suatu waktu kamu rindu aku. Kamu cukup lihat Senja yang selalu datang bersama sore yang hangat. Kamu tau kenapa? Karena meskipun kita tidak berada di tempat yang sama setidaknya kita melihat hal yang sama. Senja.”
Kau ingat?
Sampai sekarang aku selalu merindukanmu,Rizky.
Setiap kali senja datang aku selalu melihat bayangmu disana.
Aku merindukanmu.

“Din.. gue udah selesai mandi. Mau ngomong apaansih lu?” Ucapku yang secara tiba-tiba muncul dihadapan Dinda
“Ra. Rizky mau pulang ke Indonesia dan Dia bakal langsung ke Bandung. Ketemu lo” Ujarnya semangat
“Oh ya? Lo tau dari siapa?”
“Nih. Tadi dia nelpon gue. Pake nomor temen gue yang pernah gue ceritain seUniversitas sama Rizky”
“Ohya? Coba gue pengen nelpon dia” Pintaku
“Jangan lama-lama ya gue baru isi pulsa. Itupun ngutang” Ucapnya memberikan HandPhone nya dengan muka memelas
“hahah,Iya tenang aja”
Jemariku lincah mengetik keypad HandPhone Dinda,Rasanya senang sekali tak bisa kudefinisikan.
“Halo..” Ucap seseorang diseberang sana
“Halo.. Ini temennya Dinda ya? Lagi sama Rizky gak? Boleh ngobrol sama Rizky”
Hening...
“Halo?” Darahku berdesir Menyusuri seluruh tubuhku. Jantungku berdegup kencang. Suara seseorang yang kurindukan,Suara yang sudah lama tak ku dengar.
“Rizky? Ini Zara” Ucapku semangat
“Zara?” Ucapnya. Suaranya sangat kukenal,meski sudah 2 Tahun lebih aku tak bertemu dengannya dan mendengar suaranya tapi suara itu tak akan pernah kulupa.
“Rizky... Aku kangen. Kamu apa kabar? Katanya mau pulang? Kamu kenapa ngilang tanpa kabar? Kamu baik-baik aja kan?”
“Zara,Aku baik-baik aja. Kamu gimana? . Iya,Rencananya aku bakal berangkat besok. Handphone-ku hilang ra,semua kontak hilang termasuk kamu dan aku baru ingat Dinda punya teman se-Universitas denganku. Maaf ra”
“Itu bukan masalah,Rizky. Safe Flight ya. Aku tunggu kamu disini. Aku rindu kamu rizky”
“Aku juga rindu kamu ra, Rindu senja .”
“Kamu hati-hati ya”
“I love you,ra”
Percakapan yang singkat. Namun sangat menyenangkan.
“Nih HandPhone lo. Makasih ya” Ucapku sambil menyerahkan ponsel milik Dinda
“Abis ah pulsa gue” Ucapnya sambil menarik hidungku
“Gue ganti deh. Bawel lu”
“Bener ya. Awas lu kalo bohong udah ditulis malaikat”
“Iya-_- “

                                                                        ***
Drrtttt....
Ponselku berbunyi
“Halo?” Ucapku
“Halo Ra. Aku udah di Bandung” Ucap seseorang diseberang sana
“Ohya? Kamu kok gak bilang ky?”
“Loh? Inikan bilang”
“Oh iya ya. Maksudnya kenapa gabilang pas udah sampai di Bandara kan aku bisa ikut jemput”
“Gak usah,ra. Yaudah aku istirahat dulu ya. Besok aku kerumahmu. See ya”
“Okey”

Bagaimana rasanya akan bertemu seseorang yang sudah lama kau nantikan? Bahagia bukan? Ya, Itulah yang kurasakan. Sederhana namun berarti.

Ting..Tong..
Bel rumahku berbunyi

Akupun bergegas membuka pintu

“Zaraaaaaaa..... Buka dong” Ucap seseorang di luar sana dengan suara cerewet nya yang sangat khas
“Apaansih Din. Pagi-Pagi ganggu mulu. Tumben gak langsung masuk kedalam rumah biasanya kalo kerumah gue lo gapunya etika” Ucapku sambil menyeretnya masuk kedalam rumah
“Zara, lo mau ngedate sama Rizky kan? Gue ikut dong. Gue gak ada kerjaan banget. Ya ra plis...”Ucapnya dengan nada memohon dan muka memelas
“Ganggu mulu hidup lo heran gue, Yaudah tapi jangan rempong ya” Ucapku Karna tak sanggup melihat muka Dinda yang memelas
“Okey. I love u ra” Ucapnya sambil mencium pipiku
“Najis”
 1 Jam..
 2 jam...
Waktu terus berputar namun Rizky tak kunjung datang

“Rizky kemanasih yaelah” Ucap dinda
“Kok lo yang repot sih?” Ucapku heran
“Telpon ra Telpon”
“Pinjem HandPhone lo dong”
“Yah ra.. Gue gapunya pulsa”
“Bentar aja din.” Dengan nada memelas
“yaudah deh nih. Jangan lama-lama ya janji lo ganti pulsa gue waktu kemarin aja belum ditepatin. Gue masih ngutang ra..” Ucapnya
“Basi ah lo ngutang mulu” Ucapku sambil merebut HandPhone miliknya

“Rizky?”
“Ini siapa?” Ucap suara seorang perempuan yang kukenali
“Ini Zara bun. Bunda masih inget?” Ucapku
“Oh Zara. Iya Bunda inget” Ucap seorang perempuan yang ternyata adalah Ibunda dari Rizky
“Rizky ada bun?”
“Rizky...” Ucapnya lirih
“Kenapa bun?” Ucapku panik
“Rizky tadi kecelakaan ra waktu mau kerumah kamu....”
“Sekarang ada di Rumah Sakit mana bun?” Ucapku memotong ucapan bunda yang belum selesai
“Harapan Indah”
Akupun langsung bergegas pergi ke RS Harapan Indah.

Sesampainya disana..

“Bunda? Rizky gimana bun?” Ucapku panik
“Bunda gak tau ra,dia belum sadar. Kamu mau masuk?”
“Boleh bun?”
“Silahkan”
Akupun memasuki ruangan UGD dimana rizky terbaring lemah
“Rizky? Ky... Aku Rindu kamu” Ucapku tak sanggup berkata-kata
“Rizky. Sore ini aku pengen liat senja sama kamu. Kamu bangun ya” Ucapku lirih

Tiba-tiba elektrokardiograf yang ada diruangan itu menunjukkan flat line
Dokterpun datang dan memintaku untuk menunggu diluar

Beberapa menit kemudian,
Dokter keluar
Semuanya terlihat panik dan raut wajah Dokter  menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk

“Dokter gimana?” Ucap bunda masih mencoba tenang
“Maaf bu, Anak ibu. Rizky tak bisa kami selamatkan” Ucap dokter dengan nada pasrah

Bagaikan petir yang menyambar ruangan itu
Tiba-tiba semuanya
Hening..
Diam....
Senyap...

Dia pergi..
Meninggalkan separuh kenangannya bersamaku
Rizky....
Bahkan belum sempat kau mengucapkan sepatah katapun kepadaku

“Ra. Ini ada Bucket bunga yang tadi rizky bawa buat kamu” Ucap Bunda sambil menyerahkan sesuatu
“Makasih bun”




Hai,
Zara Laurentina...

Perempuan yang sangat kucintai
Maafkan aku,
Telah membuatmu menunggu dan mengkhawatirkanku
Dengan tidak memberikanmu kabar dan menghilang begitu saja
Tapi,
Yang harus kamu tau
Aku akan tetap mencintaimu ra
Sampai kapanpun
Mungkin,
Tak selamanya aku akan disampingmu
Tapi,
Aku akan selalu menjadi seperti awan putih dibawah sinar matahari
Yang meski tak kau minta,
Namun selalu melindungimu dari panasnya terik matahari
Aku mencintaimu
Aku mencintai senja
Sesederhana itu
Aku ingin kamu seperti senja
Dia bisa saja nampak kuat dan hangat
Padahal sebenarnya dia rapuh dan perasa
Aku merindukanmu...
Aku akan selalu merindukanmu....
Senja dibahuku
Malam didepanmu
Teruslah berjalan dan melangkah
Kau tau,Ku tau
Aku ada
Selalu ada

Kamu dan senja
Adalah dua hal yang paling kusuka


                    Rizky










































Air mata mengalir dengan derasnya membasahi surat terakhir darimu,
Aku akan menjadi seperti yang kau pinta
Aku akan Kuat dan hangat seperti senja
Satu hal yang akan selalu kuingat,
Jika suatu waktu aku rindu kamu. Aku cukup melihat Senja. Kau tau kenapa? Karena meskipun kita tidak berada di tempat yang sama setidaknya kita bisa melihat hal yang sama. Senja.

Karena Kebahagiaanku adalah
Kamu dan senja

Sesederhana itu.

0 komentar: