Edelweis itu Kamu

May 18, 2018 Nisa 0 Comments

Dibawah langit kota hujan yang menampakkan cahaya jingganya.
Disebuah tenda bermerk 'Rei' yang dibalut dengan beribu kenyamanan.
Dan, di 2.750 Meter diatas permukaan laut.
Kala itu,
Aku terpaku melihat 'bunga abadi' yang tengah mekar.
Kelopaknya yang berwarna putih siap menyambut para pendaki yang hendak mendirikan tenda di alun-alun suryakencana ini.
Tak segan, bunga abadi ini juga siap menghipnotis para pendaki dengan keindahannya.
Sehingga tak jarang tangan-tangan nakal mencoba mencuri bunga ini dari habitatnya.
Mereka menyebutnya 'Edelweis'.
Bunga abadi yang kini terhampar luas di alun-alun suryakencana --tepat didepan mataku .
Aku pernah membaca di suatu novel fiksi berjudul 'Bara' , disana tertulis ;
"Janganlah kamu membawakan edelweis untuk orang yang kamu cintai. Tetapi ajaklah dia ke tempat dimana bunga itu tumbuh dan bersemi"
Aku terpikat,
Aku teringat kamu,
Kamu berhasil membawaku ke titik ini
Bukan sosok sempurna yang kucari,
Tapi kamulah yang kucari, pendaki kusam dengan sepatu gunung dan tas gunung bermerk 'Rei' .
Kamu selalu berkata ;
"Gunung itu Indah, apalagi kalau ada hamparan edelweis yang membuatnya terlihat sempurna"
Aku hanya tersenyum
"Aku janji. Aku bakal bawa kamu ke tempat itu"
Aku hanya mengangguk

Benar adanya,
Kini aku berada di tempat yang selalu ku impikan, Gunung Gede Pangrango.
Tempat legendaris bagi para penggemar soe hok gie.
Tak lupa,
Lembah Mandalawangi.
Hamparan edelweis yang tak kalah indah menghiasi lembah ini.
Tempat dimana soe hok gie menuliskan puisinya.

Aku selalu memimpikannya
Namun, melihatnya sedekat ini selalu memberikan perasaan tersendiri

Kamu hanya tersenyum melihatku terbelakak kagum melihat tempat ini,
"Sejauh apapun aku bertualang, kamu lah tempatku kembali" Ucapmu "Teruslah mendaki bersamaku agar aku tak terlalu terburu-buru untuk pulang, karena hanya kamu lah adalah alasanku untuk pulang"


-Nmz-
Subang, 18 Mei 2018
11.59

You Might Also Like

0 komentar: